Si Pitung identik sebagai sosok tokoh "jawara" asal Tanah Betawi atau Jakarta sekarang. Perlawanannya terhadap penjajahan kolonial Belanda, membuat Si Pitung jadi legenda di Indonesia. Riwayat hidup Si Pitung Jago Betawi inipun masih tetap tersimpan hingga kini. Salah satunya adalah sebuah rumah panggung yang masih berdiri kokoh di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Rumah panggung di Marunda ini dipercaya oleh masyarakat setempat, sebagai tempat tinggal Si Pitung. Rumah berarsitektur khas Cina ini, berukuran 40 x 8 meter persegi, berdiri di atas tanah seluas 700 meter persegi. Lantai terbuat dari bilah-bilah bambu. Dinding rumahnya terbuat dari kayu jati yang tidak dicat, sehingga terlihat jelas warna asli kayu jati tersebut. Di samping bangunan rumah, terdapat pula dua buah kolam ikan.
Di halaman depan rumah, ditumbuhi beberapa pohon petai cina. Di bagian depan dan belakang rumah, terdapat beranda yang dilengkapi tangga setinggi 1,5 meter yang dihiasi ornamen-ornamen berupa motif ukiran kayu di kedua sisinya. Di halaman rumah, terdapat sebuah pendopo kecil. Bangunan pendopo kecil tersebut, merupakan tempat yang digunakan Pitung untuk pertemuan atau menerima tamu.
Tahun 1972, Pemerintah DKI Jakarta mengadakan pemugaran rumah tersebut. Sayangnya, akibat pemugaran tersebut, beberapa keaslian bagian dari rumah tersebut banyak yang hilang, misalnya, lantai rumah yang semula bambu, diganti dengan kayu; dinding rumah saat ini, telah dicat dengan sejenis pelitur kayu yang berwarna merah tua; kemudian, kolam yang berada di sekitar rumah, seluruh bagiannya telah dipasangi keramik; termasuk, beberapa jalan setapak di sekeliling rumah tersebut, juga dipasangi keramik; atap genteng rumah juga telah diganti, namun warnanya masih tetap sama; dan, rumah tersebut, kini telah dipasangi listrik, sehingga tidak menimbulkan kesan angker, seperti sebelumnya.
Untuk melihat rumah tersebut, terdapat dua jalan yang menuju kesana, melalui darat atau menggunakan perahu penyeberangan. Apabila kita menempuh jalan darat, bisa menggunakan angkutan umum dari Terminal Tanjung Priok, sekitar 15 km ke arah Rorotan. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan ojek (sepeda/motor), dan kita masih harus menyusuri jalan tanah sejauh 3 km.
Apabila kita menggunakan kendaraan pribadi, kita dapat menitipkannya pada rumah-rumah penduduk setempat—yang telah terbiasa menerima kedatangan pelancong yang akan berkunjung ke rumah tersebut—yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi Rumah Pitung. Selain melalui jalan darat, kita bisa juga menggunakan perahu penyeberangan untuk melintasi jarak sekitar 50 meter sampai ke Kampung Marunda Pulo. Kemudian, kita masih harus menempuh jarak kira-kira 200 meter untuk dapat mencapai lokasi tujuan.
Pada hari libur nasional kemarin 29 Juni 2011 yang bertepatan dengan hari Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, ratusan warga Jakarta sejak pagi hingga sore hari menyerbu Masjid Al-Alam yang tak jauh dari rumah Si Pitung. Kedatangan mereka ke lokasi tersebut selain untuk melakukan peribadatan di masjid tersebut, juga ingin berwisata di rumah pahlawan yang berasal dari Betawi tersebut
No comments:
Post a Comment