ANGGAPAN-ANGGAPAN SALAH
TERHADAP SALAFY (Bagian Pertama)
Oleh : Abu Salma Mohamad Fachrurozi
- Salafy adalah kelompok baru dalam islam
- Terjadi perpecahan di kalangan salafy.
- Salafy keras, kaku tidak punya toleransi
- Salafy mengaku benar sendiri.
Kami berharap dengan penjelasan terhadap empat persoalan di atas dapat menjadi cahaya ditengah gelapnya faham kaum muslimin.Untuk membuka cakrawala berfikir yang benar bagi kaum muslimin, kami akan sedikit menguraikan tentang pengertian salaf dan salafy. Semoga upaya kami ini bernmanfaat bagi kaum muslimin dan menjadi bekal kami menghadap-Nya. Sungguh tiada lain upaya ini adalah untuk mendapat ijin bertemu dengan wajah-Nya, amin Ya Robbal ‘alamin
Salaf secara bahasa adalah pendahulu, yang dimaksud disini adalah pendahulu dari kalangan kaum muslimin yaitu Nabi kita Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam, Sahabat-sahabatnya, Tabiin dan Tabiut-tabiin.Perlu penjelasan tentang tiga generasi yang tersebut di atas, yaitu :
- Sahabat : Adalah orang-orang beriman yang pernah bertemu kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam dan meninggal dunia masih dalam keadaan beriman terhadap Beliau.
- Tabiin : Adalah orang-orang beriman yang tidak bertemu kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam, akan tetapi bertemu dan belajar agama Islam dengan Sahabat-Sahabat Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam.
- Tabiut-tabiin : Adalah orang-orang beriman yang tidak bertemu dengan sahabat-sahabat Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wa Sallam, akan tetapi bertemu dan belajar islam kepada Tabiin.
Mengatakan saya salafy mengandung konsekwensi berislam dan mengamalkan islam dengan mencontoh tiga generasi yang tersebut di atas dalam sisi aqidah, ibadah, akhlaq, dan semua sisi yang ada pada tiga generasi pertama tersebut.
Adapun konsekwensi mengatakan saya salafy secara kongkret mengandung sikap-sikap diantaranya adalah :
- Berislam, beribadah semata-mata mengharap ridho dari Allah subhanahu wata’ala semata
- Beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla hanya dengan mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
- Membangun pemahamannya di atas apa-apa yang telah difahami dan di amalkan oleh para sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam, sehingga salafyun tidaklah memahami Al-Qur’an, maupun Hadits yang sampai kepadanya dengan akalnya belaka. Karena sikap seperti inilah salafyun dikenal sebagai kelompok yang paling rajin mengumpulkan sabda-sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam dan ucapan-ucapan (atsar) tiga generasi awal umat ini, sehingga salafyun dikenal dengan sebutan Ahlul Hadits karena profesinya mengumpulkan dan menyeleksi hadits-hadits yang shohih maupun yang dhoif atau Ahlul Atsar karena kerjaannya mengumpulkan dan menyeleksi atsar-atsar yang shohih maupun yang dhoif.
Salafyun bukan orang-orang yang senantiasa menolak dalil dikarenakan dalil tersebut bertolak belakang dari azas kelompoknya atau dalil tersebut menyelisihi imamnya atau ulama’nya. Akan tetapi salafyun adalah orang yang jujur dalam beragama yaitu berpedoman dengan dalil yang telah dipahami dan dipraktekkan oleh tiga generasi pertama umat ini.Itulah salafy bukan kelompok akan tetapi metode memahami dan mengamalkan Islam dengan cara yang benar, maka ketika orang-orang yang memiliki kefahaman yang sama dengan pemahaman yang demikian ini berada dalam suatu waktu, tempat dan negeri yang sama tidak boleh tidak pasti akan berkelompok.
Dalam kondisi seperti inilah kaum muslimin menyangka mereka adalah sebuah kelompok yang dibangun di atasnya suatu aturan-aturan tertentu.
Tidak, tidak demikian. Salafy berkumpul dan berkelompok bukan diikat dengan aturan-aturan tertentu yang baru sebagaimana kelompok-kelompok yang ada sekarang ini. Akan tetapi mereka berkumpul dikarenakan kesamaan-kesamaan yang ada padanya dan tolong menolong yang timbul di atara mereka, sebagaimana Islam memerintahkan yang demikian.
Untuk menjadi salafy tidak harus membuat kartu anggota, atau berbaiat[1] berjanji setia terhadap amir kelompok yang nantinya akan terkena konsekwensi-konsekwensi menjalankan aturan-aturan kelompok yang secara khusus berlaku hanya pada kelompok tertentu itu saja.
Maka untuk menjadi salafy seseorang harus mengamalkan Islam ini dengan benar sesuai dengan apa-apa yang diamalkan oleh tiga generasi pertama umat ini.
Sumber: http://abasalma.wordpress.com/2007/03/16/anggapan-anggapan-salah-tentang-salafy-bagian-i/
Bersambung...
[1] Hal ini bukan berarti salafyun menolak syareat bai’at, akan tetapi salfy berbai’at sebagaimana bai’atnya sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam yaitu kepada penguasa kaum muslimin. Bukan bai’at kepada amir kelompok yang tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan mengatur kamum muslimin.
No comments:
Post a Comment