Dahlan Iskan, Presiden Masonic |
Dalam buku yang peredarannya terbatas itu di sebutkan bahwa beberapa tokoh yang kini di sebut sebagai pahlawan adalah kaki tangan Zionis, sebut saja Boedi Oetomo, yang tokoh kuncinya adalah anggota jaringan Zionis Internasional, seperti Pangeran Ario Notodirejo yang merupakan anggota Loge Mataram dan ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914.
Nama lain yang di sebut dalam buku itu antara lain Raden Adipati Tirto Koesoemo, Bupati Karang Anyar dan menjadi anggota Lodge Mataram sejak tahun 1895. Lodge adalah pusat aktifitas para anggota freemason .
Juga ada nama Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha, dan salah satu tokoh kemerdekaan Dr Radjiman Wedyodiningrat (Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia)
RM Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, Bupati Semarang termasuk juga di dalamnya. Ia menulis buku berjudul: “Wat Ik als Javaan voor geest an ge moed in de vrijmetselarij heb gevonden” yang berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang jawa yang menemukan jiwa dalam organisasi Freemason.
Ada pula nama Sultan hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo,RAS Soemiro Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, dan juga Raden Said Soekanto. Nama terakhir ini adalah kepala kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.
Di tahun 1952, saat masih menjabat sebagai Kapolri, Jendral (pol) Soekanto juga aktif menjabat sebagai Suhu Agung (Grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atu Federasi Nasional Mason Indonesia. Ia memimpin Loji Indonesia Purwo Daksina. Ia juga menjabat sebagai ketua Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan Dari Carpentier Althing Stiching.
Keberadaan jaringan Zionis Internasional ini pernah di bubarkan dan di larang oleh Presiden Soekarno melalui Lembaran Negara dengan Nomor 18/1961, bulan Februari 1961, yang di kuatkan melalui Keppres no.264 tahun 1962. Yang di bubarkan adalah beberapa organisasi yang merupakan jaringan Zionis Internasional Seperti Rosikrusian, Morl Re-armament, Lion Club, Rotary dan Bahaisme dan seluruh Lodge (loji) mereka di sita.
Di era Soeharto, kendati hubungan Diplomatik tidak ada, beberapa tokoh Militer dan Intellijen berhubungan dengan Israel. Mereka mendapatkjan ilmu dari Negara Zionis tersebut.
Ketika Abdurrahman Wahid berkuasa, semua putus dengan Israel itu dihidupkan kembali. Gusdur mencabut Keppres yang di keluarkan oleh Soekarno itu melalui keppres No.69 Tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000.
Walhasil, gerakan kaum Zionis ini kian leluasa di Indonesia.
Apalagi memasuki era Reformasi. Semua kran dibuka dan tidak ada filter sama sekali terhadap racun yang ingin di sebarkan masuk ke Indonesia.
Hubungan kerja sama dagang dengan orag-orang Zionis sudah kasat mata. Misalnya: bagaiman Grup Bakri yang menggandeng perusahaan Rothschild-Yahudi Amerika.
Di Indonesia, para pengemban ide-ide Zionis ini tak lagi berbaju organisasi Zionis tetapi berbaju liberal dan organisasi-organisasi sosial.
Jargon yang di suarakan juga sama yakni kebebasan, persamaan, toleransi, demokrasi, HAM, Pluralisme, dan sejenisnya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengakui keberadaanya kaum Zionis sebagai satu entitas politik yang harus di akui. Itulah Israel Raya.
Jaringan Zionis sudah merasuk jauh ke dalam jantung kekuasaan, dan lapisan sosial politik, yang akan menghancurkan kehidupan bangsa Indonesia, yang kemudian Zionis akan dengan sangat mudah memperbudak bangsa ini. (globalmuslim)Sumber : http://www.voa-islam.com
No comments:
Post a Comment