Suasana jelang Hari Raya Nyepi di Denpasar kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Adalah patung ogoh-ogoh Gayus yang menjadi salah satu penyebabnya.
Sebuah patung ogoh-ogoh berwajah Gayus Tambunan dipajang di pinggir Jalan Kapten Sujana No 9, Denpasar, sehingga langsung mencuri perhatian warga setempat yang akan merayakan Hari Nyepi pada 5 Maret mendatang.
Ogoh-ogoh adalah karya seni yang memakai bahan dasar dari bambu dan kayu, berbentuk patung besar dan wajahnya bisa mengambil tema peran antagonis, pewayangan dan dari ceritera tantri maupun simbol-simbol seperti binatang. Ogoh-ogoh dikenal sebagai salah satu sarana dalam rangkaian perayaan tahun baru Saka, tepatnya sehari sebelum Hari Raya Nyepi atau disebut dengan Hari Pengerupukan.
Secara umum, masyarakat Bali menganggap ogoh-ogoh tersebut sebagai perwujudan bhuta kala atau kekuatan negatif yang biasanya diwujudkan dengan rupa raksasa (setan) yang menyeramkan.
Jika umumnya ogoh-ogoh yang dibuat menampakkan bhuta kala, namun ada yang berani menampilkan sosok Gayus Tambunan. Ogoh-ogoh tersebut dibuat oleh I Komang Tenaya. Di patung tersebut, sosok Gayus digambarkan mengenakan wig, berkacamata hitam, memakai batik lengan pendek lengkap dengan dasi hitam yang menandakan dirinya orang kantoran.
Sembari menenteng tas kopor hitam berisi uang dalam jumlah besar, semakin lengkap sudah penggambaran sosok sang mafia pajak yang bergelimang harta lewat patung ogoh-ogoh. Sang pembuat patung, tak lupa menyelipkan kata-kata berisi sindiran terhadap realitas sosial yang ada. "Orang bijak ngemplang pajak, apa kata dunia,” demikian salah satu tulisan di sekiling patung Gayus. Di atas kotak tempat Gayus berdiri, diletakkan uang pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu, yang juga menandakan bahwa Gayus dikeliling uang melimpah.
Kadek Kusumawati (38), istri seniman pembuat ogoh-ogoh Gayus, mengungkapkan di zaman sekarang, sosok pelaku kejahatan tidak identik dengan wajah seram layaknya buta kala dahulu. Namun justru mereka yang berpenampilan perlente dan berwajah tampan atau cantik.
Rencananya, setelah ogoh-ogoh Gayus terpajang beberapa hari di pinggir jalan, pada malam pengrupukan atau menjelang Nyepi, akan diarak keliling Kota Denpasar untuk selanjutnya dibakar bersama ogoh-ogoh bhuta kala lainnya. [okezone.com]
No comments:
Post a Comment